Selasa, 13 Januari 2015
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN MATERI AJAR
Posted by Latahzan10blogspot.com on 01.42 with No comments
TUGAS KELOMPOK
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
PENGEMBANGAN MATERI AJAR
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2014
A. Pengertian Bahan Ajar atau Materi Ajar
Bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar.Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
B. Prinsip-Prinsip dalam Memilih Bahan Ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan
materi pembelajaran meliputi:
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya materi
pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Prinsip Konsistensi
Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat
macam.
3. Prinsip
Kecukupan
Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
C. Jenis-Jenis Bahan Ajar
1.
Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan
cetak (printed), seperti antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/market.
2.
Bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3.
Bahan ajar pandang dengar (audio visual), seperti
video campact disk, film.
4.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material), seperti CAI (Computer Assistented Instruction), Copack Disk (CD)
multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis we (Web based
learning materials).
D. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
Sebelum
melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti
bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak
dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan
ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar (Ghafur, 1986). Secara garis
besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi aspek-aspek
yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu diidentifikasikan aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan,
karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu
pencapaiannya (Ghafur, 1987).
2.
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis
aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi
jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987).
3.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
Dengan mengidentifikasi
jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan
dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran
atau metode, media, dan sistem evaluasi atau
penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk
menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan
mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi
yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik.
Berikut adalah
pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran:
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek,
simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran
yang harus diajarkan adalah “fakta”.
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “konsep”.
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan
langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau
jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila
jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk
dalam kategori “prinsip”.
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak
berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau
tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
·
Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara
fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik.
E. Menentukan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
1.
Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang
lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek
psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu
digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan
dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa
banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran,
sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung
di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah
prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan
materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi
dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu
ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid
terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2.
Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan
urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat
(prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan
mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum
dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan
belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan
prosedural, dan hierarkis.
a)
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran
secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan
langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon,
langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.
b)
Pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi
berikutnya.
F.
Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat
di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa
dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa
aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber
dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
Ø Buku teks
yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
Ø Laporan
hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau
mutakhir.
Ø Jurnal
penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
Ø Pakar atau
ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat
dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dan lainnya.
Ø Profesional
yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan
misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
Ø Buku
kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar, karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan
pokok-pokok materi.
Ø Penerbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
Ø Internet
yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan
pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui
internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
Ø Berbagai
jenis media audio-visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi.
Ø Lingkungan (alam,
sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran, buku-buku atau terbitan
tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya
menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak
tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester
atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu
dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan
materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu
buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Oleh karena itu, hendaknya
guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk
mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
G. Strategi dalam Memanfaatkan Bahan Ajar
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan
bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu:
1.
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
a)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru,
diantaranya:
·
Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru
harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut
strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan
secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (metode global).
·
Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus
manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi
urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara
mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara
mendalam pula.
·
Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan
materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat,
peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan sebagainya).
·
Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis
konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep
adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama
sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh
dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas
untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.
·
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip,
termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law),
postulat, teorema, dan sebagainya.
·
Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari
prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur
tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis
prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b)
Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau
mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan
terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi
pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan
siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
·
Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal,
yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember
paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya.
Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa
adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah,
nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Sebaliknya ada juga
materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi
dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang
penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945,
definisi saham, dalil Archimides, dan sebagainya.
·
Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran
setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam
proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan,
menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta
atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan.
Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus.
Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan
membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah
pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau
dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau
sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan
mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
·
Menemukan, yang dimaksudkan penemuan (finding) disini
adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil
tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan
strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan
seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan
pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang
mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket
sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
·
Memilih disini menyangkut aspek afektif atau sikap, yang
dimaksudkan dengan memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan
ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah
atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dan sebagainya.
H. Materi Prasyarat dan Perbaikan serta Pengayaan
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar
terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal
pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai
materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan
psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa
harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah
memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite
test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat,
maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan
(matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam
menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan
dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan
(remedial).
Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi
banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan
remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga,
yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru
harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk
pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun
perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau
disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya
akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran
berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
Langganan:
Postingan (Atom)