Pages

Senin, 23 Desember 2013

MAKALAH BIMBINGAN DI SD MANAJEMEN DAN PENDUKUNG BK




MAKALAH

BIMBINGAN DI SD
MANAJEMEN DAN PENDUKUNG BK
Dosen Pembimbing : Dra. Lelie Rosmarini, M.Pd

                                                                
                                                                   DISUSUN OLEH


                                                                                                          ARIF  RAHMAN  HAKIM

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013/2014
                                                                 




                                                                BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan pengembangan program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, dan pengembangan penataan kebijakan. Dimana Konselor secara terus menerus berusaha untuk memu-takhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana). 
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf Sekolah/Madrasah lainnya, dan pihak institusi di luar Sekolah/Madrasah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Manajemen program merupakan suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana struktur program bimbingan konseling?
2.      Bagaimana pengembangan program bimbingan?
3.      Apa saja fasilitas pendukung kegiatan bimbingan konseling dan model tata ruang?
4.      Bagaimana administrasi kegiatan bimbingan konseling?
5.      Bagaimana penilaian layanan bimbingan konseling?




BAB II
PEMBAHASAN

A.                Struktur Program Bimbingan Konseling
Struktur program bimbingan dan konseling yang komprehensif terdiri atas empat komponen, yaitu :
1)      Layanan Dasar Bimbingan
2)      Layanan Responsif
3)      Sistem Perencanaan Individual, dan
4)      Pendukung Sistem
Komponen dan perbandingan alokasi program bimbingan dan konseling (Sara Capman, dkk., 1993 : 7) dapat diamati dari hasil perbandingan alokasi waktu untuk masing-masing komponen program bimbingan di SD adalah :
a.       Layanan Dasar Bimbingan 3540 %
b.      Layanan Responsif 30-40 %
c.       Sistem Perencanaan Individual 5-10 %
d.      Pendukung Sistem 10-15 %

Berikut ini disajikan uraian dari masing-masing komponen, kecuali untuk pendukung sistem disajikan pada bagian pengembangan program.
a.         Layanan Dasar Bimbingan
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan.Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan dan konseling.Isi layanan dasar bimbingan adalah hal-hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku efektif.Fungsi layanan dasar bimbingan lebih bersifat pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistemik bagi seluruh murid.
Bidang bimbingan yang bobot materinya lebh berkaitan dengan layanan bimbingan dasar adalah bimbingan pribadi.Bimbingan pribadi lebih terfokus pada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
Contoh materi program layanan bimbingan dan konseling di SD mencakup :
1)      Self-esteem
2)      Motivasi berprestasi
3)      Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan, dan membuat perencanaan
4)      Masalah putus sekolah
b.      Layanan Responsif
Layanan responsif bersifat preventif dan remedial.Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalahnya.
Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah.
Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orang tua, bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain, melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawasan terhadap kemajuan siswa.Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stress di kalangan siswa berbakat.
Bidang bimbingan yang kental berbobot layanan responsive meliputi :
a.       Bimbingan Belajar
b.      Bimbingan Sosial, dan
c.       Konseling
d.      Sistem Perencanaan individual

c.       Sistem Perencanaan Individual
Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan social-pribadi oleh dirinya sendiri.Isi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri.  Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu.
Konselor dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi, dan kegiatan, serta memfokuskan narasumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat :
1.      Mempersiapkan pendidikan, karier, tujuan sosial-pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2.      Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuanjangka panjang.
3.      Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka mencapai tujuannya.
4.      Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
5.      Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Guru-guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karier.Contoh materi program di antaranya penafsiran hasil tes yang standar, aktivitas pengembangan karier (umpamanya kegiatan hari karier), strategi mengatasi transisi melanjutkan sekolah, pra pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatihan.
Konselor melakukan bimbingan kelompok dan atau melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orang tua.Mereka bertanggung jawab dalam menjaga kekuratan dan kebermaknaan interpretasi hasil tes dan informasi hasil penafsiran lainnya baik bagi siswa, guru maupun orang tua siswa.Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karier, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi penempatan.

Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwibahasa, siswa yang krisis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.
d.      Pendukung Sistem (System Support)
Komponen pendukung sistem lebih diarahkan apada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan mencakup :
1)      Konsultasi dengan guru-guru
2)      Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
3)      Partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan dan tujuan
4)      Implementasi dan program standarisasi instrument tes
5)      Kerjasama dan melaksanakan riset yang relevan
6)      Memberiakn masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa
Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain :
1)      Pengembangan dan manajemen program bimbingan
2)      Pengembangan staf bimbingan
3)      Pemanfaatan sumber daya masyarakat
4)   Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan.

B.      Pengembangan Program Bimbingan
Tugas pokok guru di sekolah dasar dalam melaksanakan bimbingan adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksan

a.         Pengumpulan Data Siswa
Salah satu tujuan dari keseluruhan program bimbingan di SD adalah identifikasi awal tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serat kondisi social ekonomi orang tua murid.Kegiatan pengumpulan data umumnya dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru.
b.        Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
Bagi murid kelas I SD pengalaman memasuki sekolah merupakan pengalaman pertama sekolah yang sesungguhnya.Kesan pertama sangat penting, karena mendasari sikap murid selanjutnyaterhadap sekolah.Layanan orientasi dan pemberian informasi pada awal memasuki sekolah merupakan kegiatan yang yang strategis. Dalam kegiatan ini murid diperkenalkan dengan guru-guru, kelas tempatnya belajar, ruangan perpustakaan, ruangan UKS, WC, dan fasilitas sekolah lainnya, tata tertib sekolah, cara belajar dan cara bergaul. Mengingat anak SD masih kecil maka orang tua dilibatkan dalam kegiatan orientasi dan pemberian informasi, agar orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa yang lebih bisa dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang tua agar lebih memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan anaknya di sekolah.
Pelaksanaan pemberian informasi terhadap orang tua selain pada awal semester kelas I, juga pada kelas III, IV, dan VI.Pada semester kedua terjadi penambahan mata pelajaran dan waktu belajar, sementara perhatian orang tua cenderung menurun karena anak dianggap sudah mulai mandiri. Sedangkan pada semester I kelas VI, pertemuan dengan orang tua sangat penting, karena murid akan mengahadapi Ujian Nasional yang sangat menentukan untuk kelanjutan studi ke SLTP.
c.         Layanan Penembatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangakan di SD mencakup : layanan penempatan dan penyaluran khusus bagi kelas I, penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakulikuler, serta penempatan dalam kelas unggulan.

1). Layanan Penempatan dan Penyaluran bagi Kelas I
Pengalaman prasekolah mempengaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Para siswa kelas I SD memiliki pengalaman prasekolah yang berbeda-beda baik ketika di TK maupun di rumah.Kemampuan murid kelas I sangat beragam.Ada murid yang telah menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum.Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung (Calistung), namun dalam kenyataan banyak TK yang telah mengenalkannya, termasuk orang tua murid di sekolah. Sementara ketika masuk SD juga tidak boleh mengadakan seleksi, lebih-lebih dalam mensukseskan program Wajib Belajar.
Keragaman kemampuan dasar ini merepotkan guru kelas I dalam melaksanakan KBM.Akibat keragaman kemampuan awal, dalam pelajaran ada anak yang cepat menguasai ada pula anak yang lambat menguasai, kelas menjadi ribut.
Andaikata ketika masuk kelas I diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca, menulis dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan penempatan, bukan untuk menerima atau menolak calon murid.Hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk pengelompokkan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas unggul, kelas menengah dan kelas asor (Model SD Gentra Masekdas).Model pengelompokkan kelas berasarkan kemampuan dapat dicobakan dalam satu gugus sekolah.Tetapi jika model demikian belum memungkinkan, hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk penempatan tempat duduk. Anak yang belum menguasai kemampuan dasar Calistung disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru. Alternatif lain, dimungkinkan pula anak yang telah menguasai kemampuan dasar Calistung duduk sebangku dengan murid yang belum menguasai, sehingga dapat berperan sebagai tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat diterapkan dalam kelas-kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok belajar tambahan.
Model penempatan di Sd Priangan memiliki ciri khas tersendiri. Seleksi dilaksanakan hanya berdasarkan perbedan usia. Para murid yang memiliki usia dibawah 6 tahun dikelompokkan dalam kelas khusus (kelas kecil) selama dua tahun, setelah memasuki kelas 3 baru mereka diintegrasikan ke kelas biasa.

2). Layanan Penempatan dalam Kegiatan Ekstrakulikuler
Salah satu daya tarik SD bermutu, adalah karena banyak melaksanakan ekstrakulikuler, seperti : olahraga, kesenian, bahasa inggris, computer, dan pramuka. Banyaknya pilihan kegiatan ekstrakulikuler terkadang membingungkan anak.Para murid umumnya ingin mengikuti semua kegiatan yang ditawarkan sekolah.Dalam kondisi seperti ini, guru SD diharapkan memiliki pemahaman tentang bakat dan kemampuan anak, sehingga mampu menempatkan murid dalam kegiatan ekstrakulikuler yang paling cocok.
3)      Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Kelas Unggulan
Siswa yang direkrur menjadi siswa kelas unggulan adalah kelas IV, dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berpikir rasional baik pada SD Inti maupun SD Imbas. Cara mendapatkan siswa kelas unggulan, dengan cara merekrut semua siswa yang memenuhi persyaratan yang berada di lingkungan gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan.

C.  Keterpaduan Program dalam KBM
Sampai saat ini dalam sistem pendidikan sekolah dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas.Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Mengingat hal-hal seperti itu, maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :
1)      Aspek Program
Program bimbingan perlu dikembangakan bertolak dari kebutuhan dan masalah nyata yang ada di sekolah.Program bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan belajar, pribad dan social serta bimbingan karier.Sementara itu isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yang dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam perkembangannya.Perangkat tugas yang harus diselesaikan peserta didik dapat menjadi panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar.

2)      Aspek Ketenangan
Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini di sekolah dasar, guru kelas dipandang sebagai personel yang paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan.Jika demikian halnya maka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan.
3)      Aspek Prosedur / Teknik
Seperti diungkapkan di atas bahwa bimbingan di sekolah dasar lebih beorientasi
kepada pengembangan. Oleh karena itu sistem peluncuran bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan antara pendekatan dan teknik instruksional dengan transaksional.Pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif baik yang menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta perkembangan karier sebagai strategi yang efektif untuk digunakan disekolah dasar.
4)      Daya dukung Lingkungan
Bimbingan adalah sub sistemn yang terpadu dalam sistem pendidikan sekolah. Proses bimbingan hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat tempat yang layak dalam sistem itu, sehingga layanan bimbingan akan diraskan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tugas pendidikan. Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah sdatu factor penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar.

D. Fasilitas Pendukung Kegiatan Bimbingan Konseling dan Model Tata Ruang
a. Fasilitas Pendukung Kegiatan Bimbingan Konseling
Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah meliputi ruangan tempatbimbingan yang khusus dan teratur, dan perlengkapan lain yang memungkinkantercapainya proses layanan Bimbingan dan Konseling yang bermutu. Ruanganitu hendaknya sedemikian rupa sehingga disatu segi para siswa yangberkunjung ke ruangan tersebut merasa senang, dan dari segi lain ruang tersebutdapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asasdan kode etik Bimbingan dan Konseling.


Ciri-ciri dari ruang konselor atau guru pembimbing diantaranya adalahsebagai berikut:
1.      Ruang konseling itu harus menyenangkan dan nyaman dalam arti tidakmemberikan kesan yang sama dengan situasi kelas, kantor ataupengadilan.
2.      Ruang ditata sedapat mungkin bersifat artistik, sederhana, selalu dalamkeadaan bersih dan rapi.
3.      Ruang hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga siswa dan konseloratau guru pembimbing dalam keadaan rileks, tenang dan damai selamaproses konseling berlangsung.
4.      Ruang hendaknya mendapat penerangan atau sinar yang cukup, danventilasi yang cukup memadai.
5.      Ruang hendaknya tidak terganggu oleh suasana keributan di luarruangan.
6.      Dinding ruangan dan hiasan di dalamnya dihiasi dengan warna yanglembut, dan sederhana tetapi tetap menarik.

v  Bagan ruang Bimbingan dan Konseling
Untuk mendapatkan gambaran yang cukup memadai tentangruangan Bimbingan dan konseling, di bawah ini diketengahkan baganruangan Bimbingan dan konseling yang dapat dipergunakan sebagai acuanbagi kepala sekolah dan koordinator guru pembimbing dalam pengadaanruang Bimbingan dan konseling.
v  Lokasi ruang Bimbingan dan Konseling dalam menentukan lokasi dalam menentukan Bimbingan danKonseling beberapa kemungkinan yang bisa dipakai sebagai acuan, bahwalokasi ruang Bimbingan dan Konseling itu memungkinkan dalam:

1) Para siswa, guru, orang tua dan pengunjung lainnya mudah untukmemasuki atau menemui ruang Bimbingan dan Konseling.
2) Harus dekat dengan kantor personil sekolah lainnya, seperti: ruang guru,ruang kesehatan, perpustakaan, ruang kepala sekolah dan sebagainya.
3) Jauh dari kebisingan, misalnya jauh dari ruang latihan kesenian, garase,lapangan olahraga, mesin-mesin dan sebagainya.
4) Ruang Bimbingan dan Konseling harus nyaman, tenang danmemberikan kesejukan kepada siswa atau klien.Kondisi-kondisi di atas bisa dipenuhi dalam rangka memberikanlayanan Bimbingan dan Konseling yang efektif dan efisien
      
b.      Model Tata Ruang
ABKIN (2007) telah merekomendasikan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah yang dianggap standar, dengan kriteria sebagai berikut:
Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap terjaga.
Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang. Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: 
  • ruang kerja;
  • ruang administrasi/data; 
  • ruang konseling individual; 
  • ruang bimbingan dan konseling kelompok; 
  • ruang biblio terapi; 
  • ruang relaksasi/desensitisasi; dan
  • ruang tamu.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan kondisi yang diharapkan dari masing jenis ruangan tersebut.
  1. Ruang kerja Bimbingan dan Konseling disiapkan agar dapat berfungsi mendukung produkltivitas kinerja guru BK/konselor. Untuk itu, diperlukan fasilitas berupa: komputer yang dilengkapi dengan berbagai software Bimbingan dan Konseling (akan lebih baik bila dilengkapi fasilitas internet) dan meja kerja konselor, lemari dan sebagainya.
  2. Ruang administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa lemari penyimpanan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan konseling, dan lain-lain) maupun berupa softcopy, Dalam hal ini harus menjami keamanan dan kerahasiaan data yang disimpan.
  3. Ruangan konseling individual merupakan tempat yang nyaman dan aman untuk terjadinya interaksi antara konselor dan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan satu set meja kursi ata sofa, tempat untuk menyimpan majalah, yang dapat berfungsi sebagai biblio terapi.
  4. Ruangan Bimbingan dan Konseling Kelompok merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara konselor dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder, VCD dan televisi.
  5. Ruangan Biblio Terapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi para konseli dalam menerima berbagai informasi, baik informasi yang berkenaan dengan pribadi, sosial, akademik maupun karier di masa mendatang. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan daftar buku (katalog), rak buku, ruang baca, buku daftar pengunjung, dan jika memungkinkan disediakan internet.
  6. Ruang relaksasi/desensitisasi/sesnsitisasi yang bersih, sehat, nyaman dan aman, yang dilengkapi dengan karpet, televisi, VCD/DVD, tempat tidur (bed rest) beserta bantalnya.
  7. Ruang tamu hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan atau gambar yang dapat memotivasi konseli untuk berkembang.
Sementara itu, BNSP (2006) memberikan gambaran yang berbeda tentang standar sarana yang terkait dengan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah, sebagai berikut :
  1. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. 
  2. Luas minimum ruang konseling 9 m2. 
  3. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik. 
  4. Ruang konseling dilengkapi berbagai sarana penunjang lainnya.
v  Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan
Personil pelaksana pelayanan bimbingan adalah segenap unsur yang terkait didalam organigram pelaksanaan bimbingan, dengan koordinator guru pembimbing atau konselor sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil adalah senagai berikut :
a.       Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh disekolah, tugasnya, yaitu :
  • Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan disekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis. 
  • Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan bewrbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan yang efektif dan efisien. 
  • Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbinga. 
  • Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan disekolah kepada Kanwil atau Kandep yang menjadi atasannya.
b.      Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah termasuk pelaksanaan bimbingan.
c.       Koordinator Bimbingan
Koordinator bimbingan bertugas mengkoordinasikan para Guru pembimbing dalam :
  • Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat. 
  • Menyusun Program bimbingan. 
  • Melaksanakan program bimbingan. 
  • Mengadministrasikan pelayanan bimbingan. 
  • Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan.
d.      Guru Pembimbing atau Konselor
Sebagai pelaksana utama, tenaga dan ahli, guru pembimbing atau konselor, bertugas :
  • Memasyarakatkan pelayanan bimbingan. 
  • Merencanakan program bimbingan. 
  • Melaksanakan segenap layanan bimbingan. 
  • Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya. 
  • Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian. 
  • Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakannya. 
  • Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan kepada koordinator bimbingan dan kepala sekolah.

e.       Guru Mata Pelajaran atau Pelatih
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau pelatihan dalam pelajaran atau program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peranan guru dalam pelayanan bimbingan adalah :
·          Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada siswa. 
·         Membantu guru pembimbing atau konselor mengindentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan. 
·         Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan kepada guru pembimbing. 
·         Menerima siswa atau alih tangan dari pembimbing atau konselor, yaitu siswa yang menurut guru pembimbing memerlukan pelayanan pengajaran khusus (seperti pengajaran perbaikan, program pengayaan). 
·         Membantu mengembangkan suasan kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan. 
·         Berpartisifasi dalam kegiatan-kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. 
·         Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayann bimbingan dan upaya tindak lanjutnya.
f.       Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan wali kelas berperan, antara lain :
·         Membantu guru pembimbing atau konselor melaksanakan tugas-tugas khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
·         Membantu guru mata pelajaran melaksanakan programnya dalam pelayanan -bimbingan khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. 
·         Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti atau menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan.



E. Administrasi Kegiatan Bimbingan Konseling
Pemerintah memiliki rencana untuk mengangkat guru pembimbing sesuai dengan PP 38 tentang Tenaga Pendidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang guru pembimbing. Beberapa sekolah swasta telah mengangkat guru pembimbing namun masih purna waktu.
a. Uraian Tugas Personil
1. Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan dan melakukan supervise terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan.
       2. Guru kelas/ Guru pembimbing
    1. Merencanakan program bimbingan, termasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah
    2. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
    3. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintregasikan pada mata pelajaran masing – masing
    4. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan
    5. Menganalisa hasil penelitian layanan bimbingan
    6. Melaksanakan tindak lanjut/ alih tangan berdasarkan hasil penilaian
    7. Membantu siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
3. Guru Mata Pelajaran
a.Melaksanakan bimbingan melalui PBM sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
b.Berkonsultasi dengan guru kelas (guru pembimbing dalam hal masalah – masalah yang berkaitan dengan bimbingan).
c.Bekerja sama dengan guru kelas/ guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/ terpadu.
b. Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD di tingkat nasional kepengawasan berada di Direktorat Pendidikan Dasar. Di tingkat wilayah kepengawasan berada di seksi Pendidikan Dasar. Di tingkat kecamatan kepengawasan berada di penilik TK/ SD.


c. Sarana dan Prasarana
            Sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1. Alat pengumpul data
   - Format                                  - Angket
   - Pedoman observasi               - Catatan harian
   - Pedoman wawancara            - Kartu konsultasi
2. Alat penyimpan data
   - Kartu pribadi
   - Map
   - Buku pribadi
3. Perlengkapan Teknis
   - Buku pedoman/ petunjuk
   - Buku informasi
   - Paket bimbingan
4. Perlengkapan administrasi
   - Blanko surat
   - Agenda surat
   - Alat – alat tulis
Prasarana penunjang layanan bimbingan adalah :
1.Ruang bimbingan
2.Dalam kondisi ideal ruang bimbingan terdiri dari ruang tamu, ruang konsultasi, ruang diskusi, ruang dokumentasi, dan sebagainya.
d. Anggaran biaya
Anggaran biaya diperlukan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan seperti biaya surat menyurat, transportasi, penataran, dan sebagainya.
e. Kerjasama
1.      Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah
Kerjasama antara guru kelas dan guru mata pelajaran lainnya serta tenaga administrasi pendidikan.
2.      Kerjasama dengan pihak di luar sekolah
     Antara lain : ortu murid, BP3, organisasi profesi, puskesmas, psikolog, dan sebagainya.
    


F. Penilaian Layanan Bimbingan Konseling
Penilaian hasil kegiatan pelayanan  Bimbingan dan Konseling yang meliputi Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan dan Penyaluran, Layanan Penguasaan/ pembelajaran, Layanan Konseling Perorangan/ Individu, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan Konsultasi, Layanan Mediasi dapat dilakukan melalui:
1)       Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
2)      Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/ kegiatan terhadap peserta didik.
3)      Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik (Kurniawan & Sugiyo, 2008).

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari uraian diatas kami mengambil kesimpulan bahwa struktur program bimbingan dan konseling yang komprehensif terdiri atas empat komponen, yaitu :
1)      Layanan Dasar Bimbingan
2)      Layanan Responsif
3)      Sistem Perencanaan Individual, dan
4)      Pendukung Sistem.
Penyusunan program bimbingan dan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: 
  • ruang kerja;
  • ruang administrasi/data; 
  • ruang konseling individual; 
  • ruang bimbingan dan konseling kelompok; 
  • ruang biblio terapi; 
  • ruang relaksasi/desensitisasi; dan
  • ruang tamu.
Penilaian hasil kegiatan pelayanan  Bimbingan dan Konseling yang meliputi Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan dan Penyaluran, Layanan Penguasaan/ pembelajaran, Layanan Konseling Perorangan/ Individu, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan Konsultasi, dan Layanan Mediasi.





Daftar Pustaka
 Kurniawan, Kusnarto & Sugiyo. 2008. Penyusunan Program dan Penilaian Bimbingan dan Konseling di Sekolah (handout). Semarang.
Sukardi, Dewa Ketut & Desak P.E.N.K. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
               Winkel, W.S. & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
               Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
               Sufi, Ahnaf. 2009. Beberapa Konsep Dasar Dalam Bimbingan Konseling.  (http://ahnafsufi.blogspot.com/2009/02/beberapa-konsep-dasar-dalam-bimbingan-konseling.htm, di unduh 18 Maret 2011)
Kartadinata, Sunaryo, dkk. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung : CV Maulana



2 komentar: